SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):

  1. Sistem yang berbasis komputer.
  2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
  3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
  4. Melalui cara simulasi yang interaktif
  5. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Komponen spk

Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

a. Database Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

b. Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.

c. User Interfase / Pengelolaan Dialog

Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.

Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

  1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
  2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
  3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
  4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Karakteristik SPK

         Adaptability

         Flexibility

         User friendly

         Support Intelligence, design, choice

         Effectiveness

Tiga Tingkat Teknologi SPK

  1. Spesific DSS

Merupakan hardware/software yang memungkinkan seseorang/ sekelompok orang pengambil keputusan melakukan analitis terhadap suatu masalah tertentu.

  1. DSS Generator

Suatu paket hardware/software yang mampu secara cepat dan mudah membuat specific DSS

  1. DSS Tools

Hardware /software yang membantu pembuatan specific DSS/Generator DSS

Manfaat SPK

         Meningkatkan jumlah alternatif yang dipilih

         Pemahaman yang lebih baik tentang bisnis

         Respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan.

         Kontrol yang lebih baik

Komponen Arsitektur SPK

  1. Komponen Data

         Sumber data

         Kontribusi vendor

  1. Komponen Dialog

         Knowledge Base

         Bahasa Tindakan

         Bahasa Representasi

  1. Komponen Model

         Model Optimasi

         Model Deskriptif

         Model Probabilistik

         Model Deterministik

Perbedaan SIM, SPK, EDP

  1. SIM

         Fokus pada pengorganisasian informasi dari perusahaan

         Alur informasi terstruktur

         Aktifitas : tanya jawab & penyusunan laporan

  1. SPK

         Mengkhususkan pada pengambilan dari pada manajer tingkat atas.

         Menekankan pada fleksibilitas, adaptibilitas dan mampu memberi respon dengan cepat.

         User memiliki kontrol penuh dalam berinteraksi

Posisi SPK dalam Struktur Permasalahan (Peter G.Keen dan Scott Morton) :

SPK

Komponen SPK :

  1. Dialog Management, yaitu komponen untuk berdialog dengan pemakai sistem
  2. Model Management, yaitu komponen yang merubah data menjadi informasi yang relevan. Model yang banyak digunakan biasanya model matematik optimasi.
  3. Data Management, komponen basis data yang terdiri dari semua basis data yang dapat diakses.
  4. Sistem Penunjang keputusan

SPK Berbasis Model (Alter):

Model SPK

SPK Berbasis Data

  • On Line Analytical Processing (OLAP)
  • Basis data lengkap, memiliki kemampuan mengambil data online (DBMS+query)
  • Associaton : hubungan antara 2 variabel
  • Classification/clustering : klasifikasi beberapa ilai dalam kelompok tertentu
  • Forecasting : prediksi masa depan menggunakan seri waktu dan historis.
  • Data Mining : teknik yang menentukan pola & hubungan antar item-item data di data warehouse
  • Data Warehouse : salinan dari data dalam bentuk basis data yang terintegrasi
  • Datamart : salinan dari sebagian porsi basis data yang terintegrasi
  • Macam-macam informasi dalam datamining :

Posisi SPK dilihat dari Berbagai Dimensi

Posisi Spk

Tingkatan Teknologi

  1. SPK Khusus (Specific DSS): “aplikasi SPK” berupa s/w dan h/w yang memungkinkan pembuat keputusan tertentu atau kelompok pembuat keputusan berhubugan dengan set masalah terkait.
  1. Pembangkit SPK (Generator DSS) : paket SPK berupa h/w dan s/w yang berkaitan dan memberikan set kemampuan guna menciptakan SPK Khusus secara cepat dan mudah. Contoh : EIS

Perlengkapan SPK (DSS Tools) : elemen h/w atau s/w yang memudahkan pengembangan SPK Khusus atau Pembangkit SPKK.

DSS TOOL

Tingkatan Teknologi dan Peran Pengembangan dan Pengoperasian SPK

dss spk

  • Manajer (user) : orang yang dihadapkan dengan masalah atau keputusan
  • Intermediary (perantara) : orang yang membantu manajer (bisa sebagai asisten, clerk) yang dapat memberikan saran kepada manajer
  • Pembuat DSS : fasilitator yang diperlukan generator DSS untuk mengkonfigurasi DSS spesifik.
  • Penunjang teknis : mengembangkan kemampuan sistem informasi tambahan yang diperlukan oleh DSS Generator
  • Toolsmith (pembuat komponen) : mengembangkan teknologi baru, bahasa baru, s/w baru dan meningkatkan efisiensi hubungan antar subsistem.

Cara Pengembangan SPK 

  • Desain Kreatif : perkembangan sistem (analisis – desain – konstruksi – implementasi) dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang (biasanya meliputi DSS Generator dan DSS Specific), dimana manajer dan pembuat sistem bekerjasama sejak sistem tersebut dibuat.
  • Sistem Adaptif : sistem dapat beradaptasi dengan baik pada tiga tingkat teknologi, pengoperasian partisipan dan pengadaptasian teknologi terhadap perubahan yang terjadi sepanjang waktu.

SPK dilihat dari sudut pandang :

  • Manajer : lebih diarahkan pada tujuan kinerja dari SPK
  • Pembangun : lebih diarahkan pada kemapuan teknis

tHE dss

Komponen SPK

Subsitem Data

Komponen spk_2

Subsitem Model

Subsistem model

Categories: Uncategorized | Leave a comment

DUKUNGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pendukung SPK

A.PENDAHULUAN.
Agar sukses dalam bisnis saat ini, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dan berbagai informasi dari manajer dan praktisi bisnis. Dalam bab ini, akan dibahas bagaimana hal ini dicapai oleh berbagai jenis sistem informasi manajemen, pendukung keputusan, dan sistem informasi lainnya.

1. Tingkatan dalam pengambilan keputusan manajemen:
Jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan di dalam suatu perusahaan berhubungan langsung dengan tingkat pengambil keputusan manajemen dan jumlah struktur dalam situasi keputusan yang dihadapi.

a.Manajemen strategis: mencakup ‘board of directors’, komite eksekutif CEO, serta top executives yang terlibat dalam pengembangan garis besar sasaran organisasi, strategi, kebijakan, dan tujuan-tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan strategis.

b.Manajemen taktis: para manajer unit bisnis yang mengembangkan perencanaan jangka pendek dan jangka menengah, jadwal-jadwal, dan anggaran; penentuan kebijakan, prosedur, dan tujuan- tujuan bisnis bagi sub unitnya masing-masing.

c. Manajemen operasi: terdiri dari para kepala bagian di tingkat operasi yang menyusun perencanaan jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan; mengatur penggunaan sumberdaya dan tingkat performansi pekerjaan sesuai prosedur, biaya, dan jadwal yang telah ditetapkan.

2. Struktur Keputusan:
Keputusan yang dibuat pada tingkat panajemen operasional cendrung lebih terstruktur, sedang keputusan pada tingkat taktis lebih semiterstruktur, dan keputusan pada tingkat strategis lebih tak terstruktur.
a. Keputusan terstruktur: mencakup situasi dimana prosedur pengambilan keputusan yang hams diikuti dapat ditentukan sebelumnya.
Misal: inventory reorder.

b. Keputusan tidak terstruktur: mencakup situasi keputusan dimana prosedur yang hams diikuti tidak bisa ditentukan sebelumnya.
Misal: reorganisasi dalam perusahaan.

c. Keputusan semi terstruktur: sebagian prosedur pengambilan keputusan dapat ditentukan namun tidak cukup untuk memastikan keputusan.
Misal: penjadwalan produksi.

Contoh-contoh keputusan menurut strukturnya:
Utt

Fokus Sistem Informasi:

UPP

B.   SISTEM INFORMASI MANAJEMEN  (SIM)

1.   Pengertian

Sistem Informasi Manajemen (SIM)  atau   Management   Information System (MIS) adalah suatu system  informasi  pendukung  keputusan manajemen. SIM menghasilkan produk informasi   yang   menyediakan   berbagai  laporan,   display,   dan   respon  secara  periodik,  eksepsi,  atau    berdasarkan permintaan para pengambil keputusan untuk mencukupi kebutuhan informasi. Produk informasi yang telah ditentukan dapat memuaskan kebutuhan informasi para pengambil keputusan pada tingkat operasional dan taktis di organisasi yang dihadapi dalam situasi keputusan yang lebih terstruktur.

Manajer dan pengambil keputusan bisnis lainnya menggunakan SIM untuk memperoleh informasi mengenai tempat kerja mereka. Informasi ini dapat berbentuk laporan periodik, pengecualian, dan permintaan dan tanggapan langsung dari permintaan.

2. Bentuk Laporan Manajemen.

Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai produk informasi bagi manajer. Ada empat alternatif pelaporan utama yang disediakan oleh sistem ini, yaitu:

  • Laporan periodik terjadwal (periodikc scheduled reports). Bentuk tradisional penyediaan informasi bagi manajer dengan menggunakan format yang telah ditentukan dan menyediakan informasi secara rutin kepada manajer.Contoh laporan terjadal secara periodik adalah laporan analisis penjualan harian dan mingguan dan laporan keuangan bulanan.
  • Laporan  eksepsi   (Exception reports). Dalam beberapa kasus, laporan dibuat hanya jika terjadi kondisi pengecualian. Dalam kasusu lainnya, laporan dibuat secara periodik namun hanya berisi informasi mengenai kondisi pengecualian tersebut. Misalnya, manajer kredit dapat diberi laporan yang hanya berisi informasi mengenai pelanggan yang meliwati batas kereditnya.
  • Laporan atas permintaan dan Tanggapan (demand reports and responses). Informasi tersedia kapanpun manajer menginginkannya. Misalnya, brwser Web dan bahasa permintaan DBMS serta penghasil laporan (report generator) memungkinkan manajer di tempat kerja komputer untuk memperoleh tanggapan langsung atau menemukan dan mendapatkanlaporan tertentu sebagai hasil dari permintaan informasi yang mereka butuhkan. Jadi manajer tidak harus menunggu laporan periodik untuk tiba saat sesuai dengan jadwal.
  • Push Reporting (push reporting). Informasi didorong ke manajer di tempat kerjaberjaringan. Jadi, banyak perusahaan sedang menggunakan software penyiaran Web (webeasting) untuk menyiarkanlaporan lainnya ke komputer berjaringan milik para manajer atau pakar melalui internet perusahaan.

 

3.   Online  Analytical   Processing (OLAP)

Online Anaytical Processing (OLAP) adalah kemampuan dari   sistem informasi manajemen, system   pendukung keputusan dan system  Informasi       eksekutif yang memungkinkan manajer dan analis  secara  interaktif  memeriksa  dan  memanipulasi sejumlah besar  data yang dirinci dan terkonsildasi   melalui  berbagai  perspektif. OLAP mencakup analisis hubungan yang rumit antara ribuan atau bahkan jutaan data yang disimpan dalam data mart, gudang data, dan database multidimensi lainnya untuk menemukan pola, tren, dan kondisi pengecualian. Sesi OLAP dilakukan secara online dan langsung, dengan respons yang cepat ke permintaan manajer dan analis, sehingga proses analisis atau pengambilan keputusan teidak terganggu.

Pemrosesan analitis online melibatkan beberapa operasional analisis dasar, termasuk konsolidasi, penggalian (drill-down), dan pengirisan dan pemotongan (slicing and dicing).

  •     Konsolidasi (Consolidation). Konsolidasi melibatkan pengumpulan data. Hal ini dapat melibatkan pengumpulan sederhana atau pengelompokan yang rumit dengan melibatkan data yang saling berhubungan. Misalnya data kantor penjualan dapat dikumpulkan ke wilayah, dan wilayah ke regional.
  •     Penggalian (Drill-down). OLAP dapat bergerak ke arah kebalikan dan secara otomatis. Misalnya, penjualan menurut produk individual atau staf penjualan yang menghasilkan total penjualan regional dapat dengan mudah diakses.
  •     Pengirisan dan pemotongan (Slicing and Dicing). Pengirisan dan pemotongan merujuk pada kemampuan untuk melihat database dari berbagai sudut pandang. Satu irisan dari database penjualan dapat menunjukkan semua penjualan dari satu jenis produk secara regional. Irisan yang lain dapat menunjukkan semua penjualan menurut saluran penjualan dari setiap jenis produk. Pengirisan dan pemotongan sering dilakukan sejalan dengan sumbu waktu untuk menganalisis tren dan menemukan pola berbasis waktu pada data.

 

C.  SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN  (SPK)

1.   Pengertian

Sistem Pendukung Keputusan  (Decision  Support  Systems  = DSS)  adalah   suatu  system  informasi   yang   berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manajer dan praktisi  selama proses pengambilan keputusan SPK menggunakan model-model         keputusan, database khusus, pemikiran dan pandangan pembuat keputusan, dan proses modelan berbasis komputer yang interaktif untuk mendukung pembuatan  keputusan    oleh  manajer tertentu yang semiterstruktur dan tak terstruktur.

Contoh Aplikasi SPK (DSS)

  • Institutional   DSS:   Perencanaan  strategis perusahaan
  • Ad hoc DSS: untuk masalah &  situasi tertentu
  • Industrial DSS: Airline DSS, Real  Estate DSS
  • GIS   (Geographic   Information  Systems)  adalah  DSS  yang mendukung         keputusan  menyangkup distribusi geografis  dari sumberdaya.

 

2.   Komponen SPK.

Berbeda dengan SIM, SPK bergantung pada basis model (model base) dan database sebagai sumber daya sistem yang vital. Basis model SPK adalah komponen software yang terdiri dari model-model yang digunakan dalam rutinitas komputasional dan analisi yang secara matemaatis menyatakan hubungan antarvariabel.

a.   Hardware & Network resources

  1. Software resources

c.   Data resources

d.   Model resources

  1. People resources

 

Contoh Software SPK:PC/FOCUS, IFPS Personal, Hollos, Gentia,      Decision-Web.

 3. Pemanfaatan SPK.

Penggunaan SPK melibatkan proses pemodelan (analytical modeling) yang interaktif. Misalnya, penggunaan paket software SPK untuk pendukung keputusan dapat menghasilkan berbagai tampilan sebagai respons terhadap alternatif perubahan jika-maka yang dimasukkan oleh manajer.Hal ini berbeda dari respons permintaan dari SIM, karena pengambil keputusan tidak meminta informasi yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, mereka mengeksplorasi alternatif yang memungkinkan. Jadi, mereka   tidak perlu menentukan kebutuhan informasi mereka di depan. Melainkan, mereka  menggunakan SPK untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan untuk membantu mereka membuat keputusan. Itu adal inti dari konsep sistem pendukung keputusan.

Penggunaan SPK melibatkan empat jenis dasar aktivitas pemodelan analitis, yaitu:

  1. Analisis Jika-Maka (What-if-analysis): mengobservasi  bagaimana perubahan terhadap  variabel-variabel           tertentu  berpengaruh  terhadap  variable lain
  2. Analisis Sensitivitas (Sensitivity analysis):   mengobservasi bagaimana  naik turunnya  satu variable  berpengaruh terhadap  variabel- variabel lain
  3. Analisis Pencarian Sasaran (Goal seeking Analysis): merubah  nilai-nilai      beberapa     variable sampai   satu   variabel   yang  diinginkan mencapai nilai tertentu
  4. Analisis Optimisasi (Optimization analysis): mencari  nilai-nilai  optimum  dari  variabel- variabel   tertentu   berdasarkan  kendala-kendala yang ada

 

SIM VS SPK:

Ukk

D.   SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF (SIE).

1.   Pengertian

Eksekutif adalah  sebagai seorang manajer pada Tingkat Perencanaan Strategis. Pengertian Komite Eksekutif adalah sekelompok Direktur dan Wakil Direktur yang bersama-sama menangani msalah besar yang dihadapi oleh perusahaan.

Sistem   Informasi   Eksekutif  (Executive Information Systems = EIS) adalah sistem informasi yang menggabungkan berbagai fitur SIM dan SPK. Ketika pertama kali dikembangkan, fokusnya adalah untuk memenuhi kebutuhan  informasi strategis untuk    kebutuhan    pimpinan   puncak. Jadi tujuan pertama dari  SIE adalah untuk mnyediakan akses informasi yang mudah dan cepat kepada eksekutif tingkat atas mengenai faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors CSF) perusahaan, yaitu faktor-faktor utama yang penting untuk mencapai tujuan strategis organisasi.

SIE semakain banyak digunakan oleh manajer, analis, dan pekerja pengetahuan lainnya, sehingga mereka kadang-kadang bergurau dengan menyebutnya “ sistem Informasi setip Orang”. Nama yang lebih populer adalah sistem informasi perusahaan (enterprise information systems-EIS) dan sistem pendukung eksekutif (excecutive support systems-ESS).

 

2.   Fitur SIE.

Dalam SIE, infromasi ditampilkan dalam bentuk yang disesuaikan dengan keinginan eksekutif yang menggunakan sistem tersebut.. Misalnya, kebanyakan SIE menekankan pada pengguanaan interface grfis dan tampilan grafis yang dapat disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh eksekutif yang menggunakan SIE. Metode presentasi informasi lainnya yang digunakan oleh SIE mencakup laporan pengecualian dan analisis tren. Kemampuan penting lainnya adalah kamampuan untuk menggali (drill down), yang memungkinkan para eksekutif untuk segera menelusuri tampilan informasi yang berhubungan dengan tingkat perincian yang lebih rendah.

SIE telah menyebar hingga ke tingkat manajemen menengah dan praktisi bisnis setelah mereka mengetahui kelayakan dan manfaatnya, dan karena sistem yang lebih murah untuk jaringan lien/server dan internet perusahaan telah tersedia.

 

E.   PORTAL PERUSAHAAN DAN PENDUKUNG KEPUTUSAN.

Portal informasi perusahaan (enterprise information portal-EIP) adalah interface berbasis Web dan perpaduan SIM, SPK,SIE dan teknologi lainnya yang memberikan semua pemakai internet dan pemakai ekstranet tertentu untuk mengakses berbagai layanan dan aplikasi bisnis internal dan eksternal.

Manfaat bisnis dari portal informasi perusahaan mencakup penyediaan informsi yang lebih selektif dan spesifik bagi pemakai bisnis, penyediaan akses yang mudah ke sumber daya situs Web internet perusahaan, penyediaan berita bisnis dan industri, dan penyediaan akses yang lebih baik ke data perusahaan untuk pelanggan, pemasok, atau mitra bisnis tertentu. Portal informasi perusahaan dapat juga membantu menghindari peselancaran yang berlebihan oleh karyawan di perusahaan dan situs Web Internet dengan membuat mereka lebih mudah menerima atau mendapatkan informasi dan layanan yang mereka butuhkan, sehingga memperbaiki produktivitas tenaga kerja perusahaan.

 

 

 

Daftar Pustaka

A.   Pustaka utama:

1.   Gordon B. Davis, Management Information Syastems, Conceptual Foundatioan, Structure, and Development,  Second Edition, New York McGraw-Hill Book Company, 1984

 

B.   Pustaka pendukung:

1.   James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005

2.   Raymond McLeod, Jr, Management Information Systems, Edition 6, 1995

  1. Tuban, McLean, Etherbe, Information Technology for Manajement, Second Edition, John Wiley & Sons.Inc., New York, 1999.

 

 

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Sistem Pendukung Keputusan

A.   PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Model pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon  sebagai dasar menjelaskan proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap pokok (Gambar 7-a}, yaitu:

  1. Penyelidikan (Inteligence). Mempelajari lingkungan untuk menentukan kondisi keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan disajikan untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
  2. Perancangan (Design). Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
  3. Pemilihan (Choice). Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

 

bAGAN ARUS

 Model pengambilan keputusan menurut Rubenstein dan Haberstroh, mengemukakan langkah-langkah berikut:

  1. Pengenalan Masalah atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan
  2. Analisis dan laporan alternatif
  3. Pemilihan diantara alternatif
  4. Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
  5. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.

Kedua model  tersebut tidak saling bertentangan. Model Simon pada dasarnya mengatakan bahwa pelaksanaan adalah keputusan dan keputusan lain diperlukan untuk langkah selanjutnya. Model Simon adalah relevan bagi perancangan sistem informasi manajemen.

  1. Tahap proses penyelidikan.Merupakan proses pencarian melibatkan suatu pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu maupun dalam cara khusus. SIM harus menyediakan kedua fasilitas tersebut. Sistem informasinya sendiri harus memeriksa semua data dan menimbulkan suatu permintaan uji pada manusia atas situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk persoalan yang diterima agar dialirkan ke atas dalam organisasi sampai diambil suatu tindakan terhadapnya.
  1. Tahap proses perancangan. SIM harus memiliki model-model keputusan  ntuk mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan. Model tersebut harus membantu dalam menganalisis pilihan.

 

  1. Tahap proses pemilihan. Sebuah SIM adalah paling efektif bila hasil rancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong keputusan. Bila pilihan telah diambil, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penaksiran kelak.

  Tahap penyelidikan dan Perancangan. Terdapat tiga aspek terpenting dalam tahap penyelidikan dan perancangan.

  1. Penemuan masalah. Menemukan perbedaan antara beberapa situasi yang ada dan  harapan. William F. Pounds mengidentifikasi empat model yang menghasilkan harapan yang berbeda dengan kenyataan dengan menggunakan model pengukuran:
    1. Model Historical
    2. Model Planning
    3. Model Organisasi
    4. Model Extraorganizational

 

  1. Formulasi masalah. Untuk mengidentifikasi masalah, sehingga aktivitas rancangan dan pemilihan sesuai dengan masalah empat strategi untuk mengurangi kompleksitas formulasi:
    1. Menentukan batasan
    2. Mengamati perubahan
    3. Memecah masalah menjadi sub masalah yang lebih kecil
    4. Memusatkan pada elemen pengendali
  2. Pengembangan alternatif. Dilakukan secara kreatif dengan meningkatkan prosedur dan dukungan mekanisme. Kreativitas dapat ditingkatkan dengan bantuan antara lain:
    1. Skenario
    2. Analogi
    3. Brainstorming, checklist
    4. Kerangka proses keputusan

B.   KERANGKA KERJA DAN KONSEP PENGAMBiLAN KEPUTUSAN.             Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya dapat dibahas sebagai berikut:

  1. Sistem Pengambilan Keputusan.
    1. Sistem Keputusan Tertutup. Dalam sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan terpisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan.   Sistem pengambilan keputusan tertutup biasanya menggunakan model kuantitatif.   Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:

1)     Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing. 2)     Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif. 3)     Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.

  1. Sistem Keputusan terbuka. Memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan. Model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan:

1)     Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil 2)     Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan. 3)     Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya. 2.   Pengetahuan terhadap hasil (Knowledge Of Outcomes). Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil. Dalam pengambilan keputusan ada tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil:

  1. Kepastian (Certainty). Pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada satu hasil untuk setiap pilihan.
  2. Resiko (Risk). Hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi dan satu kemungkinan yang terjadi dapat dihubungkan dengan masing-masing hasil.
  3. Ketidakpastian (Uncertaninty). Berbagai hasil mungkin terjadi dan dapat diidentifikasi, tetapi tidak ada pengetahuan dari kemungkinan yang dapat dihubungkan dengan masing-masing hasilnya.

3.   Golongan  Keputusan. Keputusan dapat digolongkan menjadi dua bagian yang digunakan sebagai dasar kemampuan organisasi atau individu untuk perencanaan atas proses pengambilan keputusan:

  1. Keputusan terprogram. Merupakan keputusan yang dapat dirinci sebelumnya dengan suatu ketentuan atau prosedur keputusan.
  2. Keputusan Tidak terprogram. Sebagai suatu keputusan yang disusun tidak berdasarkan pada ketentuan atau prosedur keputusan
  1. Keriteria untuk Pengambilan Keputusan
    1. Normative atau prescriptive sebagai suatu model pengambilan keputusan yang menunjukan kepada pengambil keputusan untuk membuat kelas keputusan.
    2. Descriptive sebagai suatu model yang menggambarkan bagaimana pengambilan keputusan untuk mengambil keputusan nyata. Kriteria pemilihan di antara alternatif dalam model normatif adalah memaksimumkan atau mengoptimumkan manfaat atau nilai yang diharapkan.

5.   Model keprilakuan pengambilan keputusan. Cara seseorang menguji suatu masalah dan membuat keputusan dapat diuraikan dari beberapa sudut pandang, tergantung pada asumsi yang dibuat.

  1. Model ekonomi klasik. Manusia rasional dianggap akan memaksimalkan kegunaan.

1)     Semua alternatif dan semua hasil diketahui secara lengkap. 2)     Pengambil keputusan berusaha maksimalkan keuntungan atau kegunaan. 3)     Pengambil keputusan dengan kepekaan tidak terbatas dalam membedakan kegunaan diatara hasil-hasil.

  1. Model administrasi pengambilan keputusan adalah deskriptive. Model administrative mengasumsikan bahwa pengambil keputusan :

1)     Tidak diketahui semua alternatif dan semua hasil 2)     Membuat pencarian secara terbatas menemukan  suatu pilihan yang memuaskan. 3)     Membuat suatu keputusan yang memuaskan menurut tingkat aspirasi.

  1. Harapan manusia dan pengambilan keputusan..Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan suatu persoalan disebut gaya kognitif

C.   MODEL KEPRILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEORGANISASIAN             Teori keprilakuan tentang perusahaan telah diuraikan secara luas oleh Cyert dan March, ada empat konsep pokok yaitu:

  1. Pemecahan Semu pada Konflik.

Dalam terdapat konflik antara berbagai tujuan anggota dalam organisasi. Konflik yang terjadi dapat dipecahkan dengan tiga metode:

  1. Rasionalitas lokal. Subsistem diperkenankan menyusun tujuan sendiri
  2. Aturan keputusan tingkat yang dapat diterima. Dengan keterbatasan tertentu, subsistem diperkenankan mengambil keputusan sendiri berdasarkan aturan keputusan dan prosedur keputusan yang disepakati.
  3. Perhatian berurutan terhadap tujuan. Organisasi menanggapi satu tujuan, kemudian pada berikutnya sehingga setiap tujuan yang berkonflik mendapat kesempatan untuk mempengaruhi perilaku keorganisasian
  1. Penghindaran ketidakpastian.

Beberapa metode yang lazim digunakan untuk mengurangi atau menghindari ketidakpastian adalah:

  1. Daur umpan balik dan reaksi jangka pendek.

Suatu daur umpan balik jangka pendek memungkinkan seringnya keputusan baru dan karenanya mengurangi kekhawatiran tentang ketidakpastian yang akan datang.

  1. Pengaturan lingkungan. Organisasi berusaha mengendalikan lingkungannya melalui praktek konvensional dalam lingkup industri, melalui suplai jangka panjang, kontrak penjualan, dan sebagainya.
  1. Pencarian Problematik. Teori keprilakuan berdalil bahwa pencarian berdasarkan aturan-aturan yang agak sederhana:
    1. Pencarian secara lokal, baik yang dekat pada gejala yang ada maupun yang dekat pada pemecahan yang ada.
    2. Bila pencarian lokal gagal, kembangkan pencarian ke bidang-bidang keorganisasian yang lemah sebelum pindah ke bidang lain.
  1. Pemahaman keorganisasian. Organisasi menunjukkan perilaku yang sanggup menyesuaikan dengan berjalannya waktu. Mereka mengubah tujuan dan merevisi prosedur pencarian berdasarkan pengalaman.

D.   METODE MEMUTUSKAN UNTUK MEMILIH ALTERNATIF. Metode untuk memilih alternatif biasanya bahwa semua alternatif diketahui. Tetapi bagi kebanyakan keputusan, proses pencariannya berhenti segera setelah semua alternatif yang layak telah diuji. Dengan berpegang pada pembatasan praktis ini dalam proses keputusan, perlu ditinjau metode-metode untuk memutuskan alternatif. Golongan metode yang perlu  ditinjau adalah :

  1. Teknik Optimisasi dalam kepastian
  2. Matriks hasil dalam teori keputusan statistik.
  3. Kegunaan dan lengkung (kurva) indiferensi.
  4. Pohon keputusan.
  5. Teori Permainan.
  6. Inferensi Statistik Klasik

E.   RELEVANSI METODE KEPUTUSAN PADA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Perangkat metode untuk memutuskan di antara alternatif-alternatif harus merupakan bagian dari sistem informasi/keputusan. Bagi sebagian persoalan, teknik yang tepat harus tersedia secara otomatis. Bagi persoalan lain, dapat disediakan dua alternatif atau lebih. Sistem informasi harus mendukung pengambil keputusan dalam mencari teknik terbaik. Dalam teknik statistik dikenal sebagai berikut:

  1. Sampling . Sebagian kecil populasi disampel guna menaksir parameter rata-rata, varian, dan sebagainya.
  2. Distribusi probabilitas. Ada beberapa macam distribusi (normal, Poisson, eksponen, Weibull). Bila data diperkirakan pada salah satu distribusi ini, distribusi teoritisnya dapat digunakan untuk tujuan keputusan. Pengujian chi-square adalag salah satu metode yang paling banyak dipakai untuk untuk menentukan seberapa baik sebuah distribusi teoritis mendekati data yang sesungguhnya.
  3. Analisis regeresi dan korelasi. Hubungan antara variabel tetap dengansatu atau lebih variabel tak tetap ditentukan melalui analisis korelasi. Koefisien korelasi adalah satu ukuran cepat untuk menjelaskan tingkat di mana perubahan variabel tetap diperlihatkan melalui perubahan variabel tetap.
  4. Pengujian hipotesis. Hipotesis dapat diuji untuk mengetahui benar atau tidaknya.

 

Daftar Pustaka

A.   Pustaka utama: 1.   Gordon B. Davis, Management Information Syastems, Conceptual Foundatioan, Structure, and Development,  Second Edition, New York McGraw-Hill Book Company, 1984 B.   Pustaka pendukung: 1.   James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005 2.   Raymond McLeod, Jr, Management Information Systems, Edition 6, 1995

  1. Tuban, McLean, Etherbe, Information Technology for Manajement, Second Edition, John Wiley & Sons.Inc., New York, 1999.
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Foto bersama Siswa-siswi Kegiatan Belajar-Mengajar matkul KOMAS

Foto bersama Siswa-siswi Kegiatan Belajar-Mengajar matkul KOMAS

In My School SMP NEGERI 2 CISOKA

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Kegiatan belajar-mengajar matkul K0MAS.

Kegiatan belajar-mengajar matkul K0MAS.

In My School SMP Negeri 2 cisoka

Categories: Uncategorized | Leave a comment

MENGENALI PELUANG DAN MEMILIH JENIS USAHA (Kewirausahaan 1)

Pengantar: Kisah-kisah Sukses Tukul.

            Dunia ini penuh dengan peluang dan tantangan, bahkan Tuhan pun telah mengingatkan kepada umat manusia bahwa di dalam masalah atau tantangan yang kita hadapi maka di situ pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang untuk mencapai kesuksesan. Permasalahannya adalah apakah kita dapat memandang suatu tantangan sebagai peluang bisnis yang harus dikejar atau justru sebagai suatu masalah yang harus dihindari. Di bawah ini dikemukakan tiga kasus mengenai bagaimana kita harus memanfaatkan suatu tantangan menjadi peluang usaha yang sukses.

Warung Aji Mumpung dan Fenomena TUKUL

            Kesuksesan Tukul sebagai host di salah satu stasiun televisi, ada saja yang memanfaatkanya sebagai suatu peluang. Beberapa waktu lalu, Alex Sukamto, bekas majikan Tukul menyatakan ingin membuka usaha bersama Tukul. Bentuknya, rumah makan masakan laut. “Kami berencana bekerja sama bikin usaha restoran ikan bakar.” Akhirnya Tukul dan Alex sepakat meresmikan usaha rumah makan yang mereka idamkan. Nama restoran itu diberi nama Rumah Makan Tukul Arwana.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

KREATIVITAS DAN INOVASI BERWIRAUSAHA (Kewirausahaan 1)

Pengantar: Kisah Sukses Teh Botol Sosro

            Apa yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mendorong seseorang yang berkeinginan menjadi pengusaha untuk memiliki motif berprestasi, visi ke depan, komitmemn terhadap pekerjaan, tanggung jawab, kemandirian, keberanian menghadapi resiko, jiwa kepemimpinan, ketepatan menangkap peluang, serta kemampuan manajerial dan personal. Namun, itu semua belum cukup karena setiap pengusaha dituntut untuk selalu memiliki kreativitas yang tinggi dan inovasi baru. Banyak sekali contoh yang menunjukan bahwa kreatifitas dan inovasi merupakan salah satu faktor terpenting, walaupun bukan satu-satunya faktor yang bisa membawa seseorang menjadi pengusaha sukses.

            Bila menyebutkan nama Soetjipto Sosrodjojo, maka yang terlintas dalam benak kita adalah merek The Botol Sosro, yang merupakan singkatan dari nama keluarga Sosrodjojo. Keluarga ini memulai bisnisnya dengan teh wangi melati pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah.

            Pada tahun 1965, teh wangi melati dengan merek “Cap Botol” yang telah dikenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Promosi dilakukan langsung oleh Pak Sosro dengan mendatangi tempat-tempat keramaian dan membagi secara Cuma-Cuma contoh teh wangi merk cap botol tersebut. Setelah itu, staf yang ada juga mendemokan cara menyeduh Teh wangi melati merek “Cap Botol” untuk kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton.

            Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian tersebut ternyata membutuhkan waktu tang cukup lama, sehingga membuat penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut. Untuk menanggulangi kendala tersebut, sebelum dibawa ke tempat promosi, teh diseduh terlebih dahulu di kantor dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan.

            Namun, teknik yang kedua ini walaupun lebih baik dibandingkan dengan cara sebelumnya, masih juga mengalami kendala, yaitu air the yang dimasukkan ke dalam panci banyak yang tumpah sewaktu dibawa dalam perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan pada saat itu belum sebaik saat ini. Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh kemudian ditaruh dalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan sebelumnya untuk dibawa ke tempat-tempat promosi Cicip Rasa.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

MOTIVASI MENJADI PENGUSAHA SUKSES (Kewirausahaan 1)

Pengantar: Kisah Sukses Prestasi Mendunia

            Tidak semua orang memiliki motivasi yang sama untuk menjadi pengusaha. Sebagian orang menginginkan dirinya menjadi bos sendiri, ingin mencari uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya, atau ada pula yang hanya ingin melakukan kegiatan yang biasa-biasa saja, namun sebagian yang lain cukup serius untuk mengikuti jejak orang-orang sukses, walaupun ada juga sekedar ikut-ikutan. Proses termotivasinya pun tidak semua orang sama, ada yang karena faktor kebetulan, ajakan teman, memanfaatkan bakat, keterampilan, atau pendidikan yang telah diperolehnya, dan karena memahami apa yang dibutuhkan orang lain.

            Sejarah sudah membuktikan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia memiliki dasar spirit dan keterampilan yang unik di masing-masing daerah, seperti orang-orang Minang, Madura, Jawa, Banjar, Papua, dan hampir di semua daerah memiliki keunikan masing-masing dalam menghasilkan produk dan komoditas yang dikembangkan oleh para pengusahanya. Sebenarnya, Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya dibanding negara lain. Ini yang seharusnya mendorong kita semua memiliki motivasi kuat untuk menjadi pengusaha sukses, paling tidak di negara kita sendiri, dan jangan biarkan orang dari bangsa lain yang mengelola sumber daya tersebut dan kita hanya berdiam diri tanpa melakukan apa pun.

            Kewirausahaan dapat pula didorong oleh guru atau seorang dosen yang mengajar kewirausahaan, karena telah memberikan inspirasi dan minat untuk berwirausaha. Dorongan atau pemicu lainnya datang dari teman sepergaulan, lingkungan keluarga, sahabat, dan teman yang selalu mendiskusikan gagasan, atau karena adanya pengalaman bisnis kecil-kecilan yang berhasil, sehingga termotivasi untuk membesarkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kewirausahaan bukanlah sesuatu hal yang dilahirkan, melainkan dibangun (entrepreneur are not born-they develop).

            Berikut adalah kisah sukses pengusaha muda yang sejak kecil sudah membayangkan dirinya suatu saat nanti bisa pergi ke luar negeri dan memiliki prestasi di tingkat internasional. Kasus berikut diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi siapa punyang berminat menjadi pengusaha.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

MENERAPKAN SIKAP MENTAL BISNIS ORANG CINA (Kewirausahaan 1)

Pengantar: Kisah Sukses Pengusaha Cina

            Untuk mendorong motivasi dalam berwirausaha, sangat penting bagi kita untuk mempelajari sikap mental bisnis orang Cina. Sepanjang sejarah sudah diakui akan peranan penting bisnis orang Cina dalam perekonomian nasional, baik menyangkut bidang industri maupun perdagangan. Pada tataran nasional, saat ini kita banyak mengenal pengusaha dengan peranan penting yang sebagian besar merupakan orang Cina, seperti Liem Sioe Liong dari Salim Group, Sofyan Wanandi dari Gemala Group, dan lain-lain.

            Belajar dari yang terbaik tanpa harus mencari kesalahan merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan di masa mendatang. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan bisnis orang Cina didasari oleh suatu budaya, seni, cara, dan etika yang sudah diterapkan selama puluhan tahun dan perlu kita pelajari dan implementasikan dalam rangka menciptakan generasi pengusaha yang tangguh.

            Contoh pengusaha Cina yang adalah Hary Jap. Pria berusia 37 tahun ini menjadi generasi muda Cina yang sukses dalam bidang property. Sebelum lulus sarjana teknik sipil pada tahun 1994, Hary Jap sudah bekerja pada Sinar Mas Group. Beberapa waktu kemudian ia diangkat menjadi profesional pada perusahaan kontraktor gedung bertingkat dan tahun 1998 bergabung dalam Marketing Associate Ray White di Kelapa Gading. Hanya dalam waktu satu tahun ia sudah mencapai posisi peraih komisi yang tertinggi.

            Hanya dalam waktu satu tahun Hary Jap berhasil membangun kantor sendiri di Pluit. “Saya bukan penganut ada gula ada semut, makanya saya buka kantor yang belum ada pesaingnya dan tidak mematikan usaha teman sendiri.” Hary juga membuka pemasaran melalui Internet melalui www.indoproperty.com dan berkat usaha keras hanya dalam waktu 35 bulan atau tiga tahun perusahaan sudah balik modal, bahkan pada tahun 2001 dapat mengakuisisi Ray White Pondok Indah. Karena merasa tidak puas dengan merek asing, Hary membuka merek sendiri yang terus berkembang sampai saat ini.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA (Etik Umb)

Kasus

            Seorang pelajar meminta uang sebesar Rp. 50.000,-. Kepada Bundanya untuk membeli buku. Sang bunda menjawab bahwa beliau akan bicara kepada ayahanda tentang kebutuhan biaya pembelian buku tersebut. Malamnya setelah sang Ayah kembali dari bekerja, Bunda menyampaikan permintaan uang sebesar Rp. 75.000,- untuk pembelian buku bagi Ananda. Ayahanda segera mengambil dompetnya dan menyerahkan uang sebesar Rp. 75.000,- kepada Bunda. Selanjutnya Bunda menyerahkan uang sebesar Rp. 50.000,- kepada Ananda yang segera membayarkanya kepada sang Guru di sekolah sebesar Rp. 35.000,- dan memperoleh buku yang telah dipesan.

 

10.1 Pengertian Korupsi

            Kata ‘Korupsi’ berasal dari bahasa Latin ‘corruptio’ (Fockema Andera: 1951) atau ‘corruptus’ (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa ‘corruptio’ berasal dari kata ‘corrumperre’, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah ‘corruption, corrupt’ (Inggris), corruption’ (Perancis), dan ‘coruptie/koruptie’ (Belanda).

            Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (S. Wojowasito-WJS Purwadarminta: 1976)

            Menurut Muhammad Ali: 1993, pengertian Korupsi dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
  2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya; dan
  3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.

 

Dengan demikian arti kata Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak. Berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan busuk, menyagkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.